1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (275 votes, average: 5.00 out of 5)

Loading...
Published on: November 5, 2006 - 9:00 PM

URIP Iku URUB

URIP IKU URUB – “Hidup itu Menyala” adalah sebuah Filosofi JAWA.

MAKNA FILOSOFI

URIP IKU URUB “Hidup itu Menyala”. adalah satu dari sekian banyak filosofi Jawa, untuk membimbing kita menjadi orang yang lebih baik. Makna dari ungkapan-ungkapan Jawa ini seringkali tidak dipahami oleh sebagian besar keturunan etnis Jawa, di era modern ini. Maka tidak salah, jika akhirnya muncul sebutan, “WONG JAWA SING ORA NJAWANI”.

Tidak heran kalau filosofi Jawa ini sangat sedikit orang yang dapat melaksanakannya, mengingat aura duniawi amat kuat dan kental menyelimuti diri kita. Filosofi Jawa sering dinilai sebagai hal kuno dan ketinggalan jaman. Padahal, filosofi leluhur seperti tersebut, berlaku terus di sepanjang jaman dan sepanjang hidup. Warisan budaya pemikiran Jawa ini sebenarnya bahkan mampu menambah wawasan kebijaksanaan.

URIP IKU URUB “Hidup itu Menyala”. memiliki makna hidup itu hendaknya dapat memberi manfaat bagi orang lain di sekitar kita. Semakin besar manfaat yang kita berikan tentu akan semakin baik bagi kita maupun orang lain. Sekecil apa pun peran yang kita berikan kepada orang lain, itu pun harus tetap dapat dirasakan manfaatnya bagi orang laib, dan jangan sampai membuat diri kita menjadi orang yang meresahkan masyarakat.

URIP IKU URUB “Hidup itu Menyala”, sungguh memiliki makna filosofi luar biasa, bahwa kita dilahirkan di dunia ini bukan untuk berdiri sendiri, berkuasa dan semua hanya untuk diri sendiri. Akan tetapi kita dilahirkan untuk saling memberi, saling menolong dan saling membantu sesama, tanpa pamrih keduniawian.

Semua agama banyak mengupas hal ini, bahwa manusia sebagai makhluk sosial harus saling interaksi dan menolong sesama. Bahwa kita hidup di dunia ini hanyalah sebuah ujian untuk nantinya mendapatkan kehidupan kekal, dan hidup lebih baik di kehidupan berikutnya.

Manfaat yang kita berikan ibarat api yang menyala. Api yang dimaksudkan bukan berarti bara api yang membakar dan memusnahkan apa saja, melainkan API yang memiliki makna sebagai CAHAYA, yang selalu menyala dan menyinari setiap langkah manusia ke jalan yang benar.

Oleh karena itu, hidup kita harus punya nilai manfaat, yang selalu memberi cahaya terang, agar setiap langkah kita dan saudara-saudara kita dapat berjalan ke arah jalan kebenaran.

Janganlah hidup kita selalu membuat resah, mengganggu ketenangan bahkan dengan tulisan, ucapan atau pandangan mata sekali pun. Karena hal tersebut tidak sesuai dengan kodrat kita sebagai makhluk mulia. Andaikan kita berbuat sesuatu yang keliru itu adalah hanya karena lupa, BUKAN sengaja melupa. Tetapi kalau kekeliruan itu berulang kali terjadi, berarti hal itu sudah menjadi watak pribadinya, dan tidak mau mengubah dirinya menjadi lebih baik.

Apabila kehadiran kita mempunyai arti untuk orang lain di sekitar kita, semakin besar manfaat yang dapat kita berikan kepada orang lain, maka hidup kita akan semakin baik, dan senantiasa meningkan lebih baik lagi.

Dan begitu pula sebaliknya, apabila kita hadir namun tak memberikan manfaat, bahkan cenderung merusak, maka sesungguhnya kita itu sudah mati tanpa manfaat. Salah satu ciri orang yang tidak pernah memberikan manfaat bagi sesama adalah ketika dia meninggalkan kita, tak ada seorang pun yang merasakan kehilangan.

Nah Sahabat. Apakah kita sudah menyalakan diri sendiri supaya lingkungan di sekitar kita menjadi lebih terang? Marilah kita mengisi hidup kita dengan manfaat, dan mari kita saling menjaga agar langkah kita bisa bermanfaat bagi semua.

Salam Rahayu!

Wuryanano

Twitter: @Wuryanano

Owner SWASTIKA PRIMA Entrepreneur College

1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (275 votes, average: 5.00 out of 5)

Loading...

Leave a Comment

Your email address will not be published.