1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (310 votes, average: 5.00 out of 5)

Loading...
Published on: May 8, 2015 - 6:00 AM

7 Prinsip Menjadi Pemimpin Terbaik

Sebagian orang percaya bahwa pemimpin itu punya sifat introvert, dan sebagian lagi meyakini bahwa pemimpin adalah orang bersifat ekstrovert. Ada banyak penelitian tentang sifat introvert dan ekstrovert dalam hal memimpin tim. Namun lebih penting dalam kepemimpinan adalah mampu menyesuaikan pendekatan kepemimpinan Anda kepada orang-orang Anda, untuk memaksimalkan dan memanfaatkan kekuatan mereka.

Semua pemimpin memiliki gaya dan metode mereka sendiri, yang berbeda, untuk memotivasi dan memberdayakan tim. Dan meskipun tidak ada yang benar atau salah, beberapa dapat disesuaikan untuk membuat lingkungan kerja tim seproduktif dan sesukses mungkin.

Kali ini, saya ingin berbagi dengan Anda, pembaca setia Portal Bisnis Indonesia, sebuah pendekatan teori kepemimpinan bahwa kepemimpinan adalah energi. Ini memberikan pemahaman bahwa kepemimpinan akan menarik energi dan memperkuat daya kreativitas dari tempat yang berbeda, introvert dan ekstrovert.

Introvert mengambil energi mereka dari ketenangan batin pribadi mereka, dan ekstrovert memperkuat kualitas mereka di lingkungan yang lebih ramai. Introvert adalah orang yang mendapatkan dan mengisi ulang energi mental dengan berada di lingkungan yang lebih tenang dan kurang menstimulasi. Ekstrovert adalah sebaliknya: Mereka mendapatkan dan mengisi ulang energi mereka dengan berada di sekitar orang lain, di lingkungan yang lebih padat. Preferensi kepemimpinan tersebut, tidak salah atau pun lebih baik, tidak juga itu baik atau buruk. Kedua macam sifat kepemimpinan ini dapat menciptakan dan memberdayakan pemimpin lainnya, melalui caranya masing-masing.

Berikut adalah 7 Prinsip Menjadi Pemimpin Terbaik bagi Tim Anda:

1. Kenali Diri Sendiri. Kesadaran diri adalah kuncinya

Kesadaran diri adalah langkah pertama dalam penguasaan kehidupan Anda. Ini adalah introspeksi, revolusi batin. Seperti pernah dikatakan Socrates, “Kenali dirimu”. Semakin Anda memperhatikan emosi dan cara Anda bekerja, semakin baik Anda memahami, mengapa Anda melakukan hal-hal yang Anda lakukan. Semakin banyak Anda tahu tentang kebiasaan Anda sendiri, semakin mudah untuk memperkuat dan mengembangkannya.

Seorang introvert, memproyeksikan keyakinannya yang tenang, belajar dengan mendengarkan dan menghargai tarikan batinnya. Demikian pula seorang ekstrovert, memperoleh kekuatan keyakinannya dengan melihat banyak faktor pendukung di luar dirinya. Intinya adalah ketahuilah apa yang Anda kuasai, dan ketahui apa yang Anda sukai.

Kesadaran diri memungkinkan kita untuk membuka pintu dan menerima apa yang seharusnya. Terkadang situasinya dapat membuat Anda kesal, itu akan menggetarkan jiwa Anda dan kemungkinan dapat memicu letupan emosi. Diperlukan latihan kesadaran diri. Anda perlu memahaminya dan memutuskan jalan mana yang akan Anda ambil.

2. Visi Internal

Ketika mempelajari sesuatu untuk menciptakan kesuksesan jangka panjang, perusahaan Forbes 1000 telah menunjukkan dari waktu ke waktu, bahwa mengomunikasikan visi adalah dasar penting, terlepas dari sifat Anda, introvert atau ekstrovert. Visi menyediakan kerangka kerja untuk bisnis Anda. Ini adalah inti, mengapa Anda melakukan apa yang Anda lakukan, ke mana Anda ingin perusahaan pergi. Pada akhirnya, pemimpin menerangi jalan itu. Visi adalah api internal, yang mendorong kesuksesan jangka panjang.

“Satu-satunya hal yang lebih buruk daripada menjadi buta adalah memiliki mata, tetapi tidak memiliki penglihatan.” – Helen Keller

3. Ciptakan Budaya Orang

Menciptakan kesuksesan di era digital, membuat semua pemimpin perlu menghabiskan waktu memperluas zona asing mereka. Ke luar dari zona nyaman, terlibat dan terhubung dengan orang-orang. Ketuk batin Anda untuk menjelajahi dan merenungkan ide-ide. Penelitian memberi tahu kita bahwa semua pengusaha sukses berinvestasi dalam waktu, untuk mengatur pemikiran mereka, mendekonstruksi apa yang berhasil dan tidak. Pemimpin memaksimalkan peluang untuk menciptakan budaya orang.

4. Jadilah seperti Air

Pernahkah Anda melihat seorang pemimpin yang membawa dirinya dengan ketenangan, kekuatan yang tenang dan kerendahan hati pada saat sama? Itulah sikap profesional dalam pendekatan mereka terhadap kehidupan dan pembelajar yang kuat. Pemimpin mengubah kesalahan menjadi momen pembelajaran; tidak pernah berhenti atau menyerah ketika menghadapi tantangan. Mereka beradaptasi dan mengatasi tantangan saat ini. Mereka menginvestasikan energi mereka pada solusi, daripada masalah. Yah, itu seperti air. Selalu dapat menyesuaikan dirinya, sesuai dengan situasinya.

5. Kedalaman, bukan Kedangkalan

Para pemimpin senang hubungan yang bermakna dan berkembang dalam batin, hati, dan jiwa. Kedalaman pikiran adalah keunggulan mereka. Mereka fokus pada kedalaman, bukan kedangkalan. Menggali percakapan yang dalam dan bermakna, dan mengajukan pertanyaan besar untuk menciptakan budaya rasa ingin tahu yang mendukung, dan memelihara orang yang belajar dan tumbuh. Seorang pemimpin selalu punya rasa ingin tahu, dan mencari umpan balik otentik, untuk mempromosikan lingkungan di mana orang dan bisnis dapat berkembang.

6. Tetap di Jalur Sendiri

Ketekunan, fokus, dan tetap di jalur Anda sendiri, akan meninggalkan warisan yang berdampak. Para pemimpin menghormati pesan itu, selaras dengan nilai-nilai mereka dan bukan untuk diri mereka sendiri. Melalui martabat dan ketekunan, melalui kejelasan dan pemahaman, mereka membawa maju orang-orang dengan ramah. Dengan kehadiran dan kebijaksanaan yang tenang, mereka menciptakan warisan berdampak positif.

7. Orang Paling Kuat, sering kali yang Paling Tenang

Pemikir yang dalam, memiliki percakapan yang lebih bermakna, dan hadir dengan keyakinan yang tenang pada saat krisis. Mereka tidak akan asal bicara, dan memiliki banyak hal untuk dikatakan dengan cara mendalam, berpengaruh dan berdampak positif.

Pemimpin introvert memimpin dengan “kekuatan lunak”. Mereka memimpin dengan sedikit kata, sehingga tindakan mereka berbicara lebih keras, dan meyakinkan. Sejarah mencatat, ribuan orang mengikuti Gandhi karena dia memimpin gerakan pada 1930-an dengan berbicara lemah-lembut tanpa membawa tongkat besar. Dia membuktikan bahwa satu orang memiliki kekuatan untuk menghadapi kekuasaan, menggunakan visinya, integritas dan tanpa kekerasan fisik. Kepemimpinan Gandhi menciptakan dampak dan pengaruh dengan protes simbolisnya yang dirancang untuk menginspirasi lebih banyak tindakan.

Kepemimpinan bukanlah tentang sifat ekstrovert atau pun introvert. Ini tentang visi, semangat, dan kepercayaan pada visi. Ini perilaku keputusan. Ini tentang mengambil tindakan untuk tujuan yang lebih besar dari Anda.

Jelas, ekstrovert atau introvert, bukanlah masalah yang lebih baik atau lebih buruk. Tipe kepribadian yang berbeda, memiliki kekuatan dan kelemahan berbeda, tergantung pada situasinya. Yang penting adalah pahami tipe kepribadian Anda, sehingga Anda bisa beradaptasi.

Salam Luar Biasa Prima!

Wuryanano

Owner SWASTIKA PRIMA Entrepreneur College

Twitter: @Wuryanano

1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (310 votes, average: 5.00 out of 5)

Loading...

Leave a Comment

Your email address will not be published.