1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (280 votes, average: 5.00 out of 5)

Loading...
Published on: February 15, 2016 - 1:00 AM

Prasangka BAIK dan Prasangka BURUK

HUSNUDZDZON dan SU’UDZDZON

SIKAP Husnudzdzon itu memang harus dimiliki oleh seorang muslim, namun demikian husnudzdzon harus ditempatkan secara benar. Sebaliknya… Su’udzdzon adalah larangan bagi seorang muslim, tetapi pada saat tertentu kita justru harus ber-su’udzdzon.

Allah SWT telah berfirman, yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka (dzon), sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kalian memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.” (Al-Hujuraat:12).

Di dalam hadits shohih riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah kalian berprasangka (dzon), karena sesungguhnya prasangka itu pembicaraan yang paling dusta. Janganlah kalian saling mencari-cari berita atau mendengarkan aib orang, janganlah kalian mencari-cari keburukan orang, janganlah kalian saling menipu, janganlah kalian saling mendengki, janganlah kalian saling membenci, janganlah kalian saling memboikot, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Dan ada ratusan hadits shohih yang maknanya sama dengan hadits ini.

Su’udzdzon atau berprasangka buruk itu letaknya ada di hati. Artinya, hati kita tidak boleh ada prasangka buruk kepada seorang muslim yang dzahirnya memang baik. Kepada mereka, kita diperintah Allah untuk berprasangka baik atau husnudzdzon.

Jika seorang muslim melakukan kesalahan atau berbuat maksiyat, maka kita tetap diminta berhusnudzdzon, tetapi secara syariah kita diperintahkan untuk memberikan nasihat dan nahi mungkar sesuai kemampuan kita agar kesalahan atau kemaksiyatan tersebut dapat diakhiri.

Terdapat pertanyaan penting untuk diajukan terkait masalah ini: apakah semua su’udzdzon itu haram dan dilarang?

TERNYATA TIDAK.

Dalilnya adalah Surat Al-Hujuraat ayat 12 tersebut. Di dalam ayat tersebut dikatakan inna ba’dlo adz-dzonni itsmun (sebagian perasangka adalah dosa). Artinya (atau mafhum mukholafah-nya) ada sebagian jenis su’udzdzon yang tidak berdosa.

Su’udzdzon kepada sesama Muslim yang baik (secara dzahirnya) itu haram. Namun, su’udzdzon kepada orang yang sering membuat permasalahan, yang sering mendzalimi orang, dan yang sering membuat kedustaan itu dibolehkan.

Rasulullah SAW bersabda:

“Sampai kapan kalian segan untuk menyebutkan kesesatan orang yang sesat. Sebutkanlah apa yang ada padanya (kesesatannya) hingga ia  dikenali masyarakat dan diwaspadai bahayanya.” (HR. Al Baihaqi, Syu’abul Iman, No. 9337)

*****

Pemimpin adalah orang yang menentukan apakah kita sampai tujuan atau tidak. Tidak peduli pemimpin itu berwajah ndeso atau kota, cerdas atau tidak cerdas, gemuk atau kurus, kenyataannya dialah yang menentukan apakah kita sampai tujuan atau tidak.

Oleh karena itu, pemimpin mestinya orang yang paling tahu arah dan tujuan perjalanan. Pemimpin mestinya juga orang yang benar-benar mampu dalam “mengemudikan” pemerintahan dengan baik. Dia harus bisa menempatkan dirinya sebagai “ulul amri” dan “ulama”

Namun, pemimpin juga manusia. Adakalanya dia berjalan di jalan yang lurus. Adakalanya dia tersesat. Saat tersesat ada beberapa kemungkinan: adakalanya dia memang benar-benar tidak tahu. Adakalanya dia tahu tetapi lupa.

Dan, ada kalanya sebenarnya dia tahu dan tidak lupa, tetapi dia memiliki agenda tertentu.

Meskipun kita percaya kepada pemimpin, tetapi kita harus tetap waspada.

Kita tidak boleh taklid buta kepadanya. Jika ternyata memang dia salah atau tersesat, entah sengaja atau tidak, maka kita wajib mengingatkan dan meluruskannya sehingga perjalanannya benar-benar sampai tujuan.

Pemimpin ibarat sopir. Kita semua laksana penumpang. Jangan sampai gara-gara kita taklid buta ber-husnudzdzon kepadanya, akhirnya membuat kita semua tersesat jalan, tidak sampai ke tujuan semula.

Jika memang pemimpin itu orang baik, maka kita harus husnudzdzon, tetapi juga tetap terus memantau sehingga seandainya menyimpang kita harus menasihati dan meluruskannya.

Namun jika pemimpin tersebut terbukti sering berbohong kepada publik dan terbukti mengikuti agenda asing, maka kita harus mengganti husnudzzon kita dengan su’udzdzon, sehingga kita menjadi waspada dan akhirnya terhindar dari berbagai fitnah yang ditimbulkannya.

Apa kriteria pemimpin yang baik menurut Islam?

Pertama, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mau tunduk kepada Dzat yang Maha Baik, yaitu Allah SWT. Dia melaksanakan perintah-perintah Allah dan meninggalkan larangan-larangan Allah dalam kehidupannya. Jika pemimpin tidak taat kepada Allah, pastilah dia bukan pemimpin yang baik menurut Islam.

Kedua, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mau menggunakan aturan atau sistem dari Dzat yang Maha Baik, yaitu menerapkan syariah secara kaffah dalam seluruh aspek kehidupan. Jika ia hanya taat Allah dalam urusan individu, tetapi tidak taat Allah dalam urusan publik, maka dapat dipastikan dia bukan pemimpin yang baik menurut Islam. Jika kepadanya Sang Pencipta saja dia berani, apalagi hanya kepada rakyatnya yang lebih lemah darinya.

Pemimpin yang baik visinya adalah membawa kebahagiaan dan kesejahteraan dunia dan juga akhirat. Sementara, peimimpin yang tidak memiliki visi memasukkan rakyatnya ke surga, dapat dipastikan dia bukanlah pemimpin yang baik.

Sudahkah kita memiliki pemimpin yang visinya menyejahterakan kita di dunia dan memasukkan kita ke surga?

Negara Kesatuan Republik Indonesia sudah Merdeka menjelamg ke 71 Tahun ini, namun saya melihat, merasakan, dan merenungkan era kepemimpinan baru negara ini sejak tahun 2014 yang lalu, hingga saat ini, terkesan berjalan lambat, jika tidak ingin dikatakan sedang mengalami degradasi kepemimpinan.

Harapan saya, di masa depan kelak, negara kita nantinya akan memiliki pemimpin yang benar-benar dapat membawa bangsa, dan negara tercinta ini menuju rakyat adil dan makmur dalam arti yang sesungguhnya. Aamiin…

Salam Luar Biasa Prima!

Wuryanano

Owner SWASTIKA PRIMA Entrepreneur College

Twitter: @Wuryanano

1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (280 votes, average: 5.00 out of 5)

Loading...

Leave a Comment

Your email address will not be published.