Seringkali saya berpikir, kenapa masih banyak yang hidup di dalam keterpurukan secara finansial, hidup susah-payah melulu, hidup pas-pas-an, bahkan “hidup di bawah garis sempadan kehidupan” … terjun menembus garis kemiskinan. Tapi kadang ada keraguan, benarkah apa yang saya pikirkan ini? Benarkah yang saya anggap miskin itu, memang benar-benar orang miskin?
Beberapa kali, saya mencoba mengundang (mengumpulkan) puluhan orang yang menurut saya masuk di dalam kategori hidup pas-pas-an ini … bekerja sebagai pengamen jalanan, gelandangan dan pengemis. Secara fisik, mereka masih terlihat segar-bugar, kuat dan tentunya masih berpotensi menjadi SUKSES.
Yah, mereka ini saya bekali dengan motivasi, semangat kewirausahaan, sekaligus wawasan dan ketrampilan untuk memulai bisnis … Untuk mengganti pekerjaan mereka, yang menurut saya itu tergolong pekerjaan tidak manusiawi dan hina.
Saya coba memberikan gambaran besar di masa depan mereka, dan syarat utamanya, mereka harus berani memulainya dengan bekal yang saat ini mereka punyai, harus punya hasrat membara untuk memulainya dari yang paling kecil dulu … berani menerima hasil yang paling kecil dulu.
Saya sangat berharap, ada perubahan yang luar biasa prima pada diri mereka, pada pola berpikir dan sikapnya. Di samping itu, saya juga menawarkan pekerjaan kepada mereka untuk menjadi pegawai di perusahaan saya … khususnya bagi mereka yang tidak ingin membuka bisnis sendiri.
Tahukah Anda, apa yang terjadi kemudian? Harapan saya memang tinggallah harapan belaka. Harapan saya untuk kemajuan dan kesuksesan mereka ini, ternyata tidak berubah menjadi kenyataan sesuai program “rehabilitasi” yang saya canangkan. MEREKA TETAP TIDAK BERUBAH … MEREKA TIDAK MAU BERUBAH…
Alasannya? Karena nanti jika mereka memulai usaha dari yang paling kecil, maka HASILNYA PASTI KECIL … dan itu ternyata jauh di bawah hasil mereka dalam satu bulan, saat mereka mengemis atau menjadi pengamen jalanan … kerja ringan tapi hasilnya besar, begitu mereka beralasan.
GEDUBRAAK… meskipun saya juga sudah menduga sebelumnya, mereka pasti memiliki alasan semacam itu… toh saya merasa kecewa juga. Saya berikan pelatihan secara GRATIS ini, ternyata sia-sia belaka, dan membuang waktu berharga saya saja.
Tapi saya tidak menyesalinya… hanya kecewa saja. Apa pun hasilnya, saya memang harus berbesar hati dalam menyikapinya. Meskipun pada akhirnya, saya total menghentikan pelatihan-pelatihan gratis buat “orang miskin” itu, yang setelah saya gali lebih dalam, TERNYATA mereka tidaklah semiskin kelihatannya.
Mereka yang saya anggap punya pekerjaan “hina” ini, ternyata punya penghasilan rata-rata sekelas Supervisor Perusahaan, bahkan ada yang sudah setingkat penghasilan Manager Perusahaan …WUAH… ternyata saya salah sasaran memberikan dukungan buat “kaum miskin” ini.
Dasar MENTAL MISKIN, begitu gerutu saya melepaskan rasa kecewa… Dasar MENTAL MISKIN … SULIT BERUBAH…!!! Yah, ternyata pengalaman saya menunjukkan, bahwa mengubah mental seseorang tidaklah semudah harapan saya, khususnya mereka yang punya MENTAL MISKIN.
MENTAL MISKIN… tidak berarti mereka juga miskin secara finansial, TERNYATA tidaklah terpuruk hidupnya. Mereka pun masih bisa menikmati “hura-hura” bersenang-senang, dan bepergian wisata. Hanya saja, karena mereka punya MENTAL MISKIN, maka segalanya maunya bisa mereka peroleh secara INSTAN tanpa kerja keras. Dan, akal-pikirannya hanya dipakai untuk mencari segala cara, agar mereka ini bisa memperoleh uang secara instan, tanpa perlu bekerja keras, sehingga mereka ini TIDAK MALU MENGORBANKAN NILAI-NILAI dan HARGA DIRI.
Orang ber-MENTAL MISKIN juga punya kecenderungan untuk TIDAK PUNYA EMPATI, seenaknya sendiri. Mereka cenderung tidak mau peduli dengan orang lainnya, bahkan di antara sesama bermental miskin.
Egoisme MENTAL MISKIN Ini sangat tinggi, sehingga mereka si MENTAL MISKIN ini cenderung mementingkan dirinya sendiri. Paling penting dirinya UNTUNG dan SELAMAT … terserah orang lain mau bilang apa! EMANG GUE PIKIRIN.
Terlintas juga pikiran ini, apakah para KORUPTOR juga masuk ke dalam kategori orang dengan MENTAL MISKIN ya? Mengingat para koruptor juga senang menggunakan pikirannya untuk mencari cara-cara instan dalam memperoleh kekayaan dengan mengorbankan NILAI-NILAI dan HARGA DIRI nya juga.
Dasar MENTAL MISKIN…!!! SULIT Berubah…!!! Dan, TIDAK MAU BERUBAH…!!!
Salam Luar Biasa Prima!
Wuryanano
Twitter: @Wuryanano
Owner SWASTIKA PRIMA Entrepreneur College