Saya mengenal banyak kegiatan dengan sebutan seperti: “yoga”, “semadi”, “tapa brata” dan “meditasi”. Pada prinsipnya cara-cara yang dilakukan dalam kegiatan tadi adalah untuk mendapatkan kebahagiaan hidup, bisa rileks dalam hidup dan masih banyak lagi tujuan untuk hidup yang menyenangkan, bisa melepaskan beban pikiran yang bisa menyebabkan stress.
Dari berbagai sebutan atau istilah seperti di atas, saya lebih senang dengan sebutan “meditasi”. Karena menurut saya, sebutan atau istilah itu bukan merupakan hal penting; sebab bagi saya, yang lebih penting adalah hakikat dan manfaat dari kegiatan itu; bukan namanya. Saya lebih senang memakai istilah meditasi, karena enak didengar dan terkesan “universal” serta ada suatu misteri di dalamnya. Dan, di awal ini, saya ingin Anda coba memahami terlebih dulu…sebuah motto baru yang bisa Anda terapkan di dalam kehidupan Anda.
Banyak sekali cara meditasi dan olah pernafasan yang sudah ditulis di buku-buku selama ini. Dan inti dari semua bentuk pelatihan meditasi ataupun pernafasan itu adalah untuk memelihara kesehatan jiwa dan raga. Anda tentu ingat dengan motto ini; “Men sana in corpore sano”…artinya, di dalam tubuh yang sehat dan kuat, terdapat jiwa yang sehat pula. Motto ini bagus, tetapi masih “kurang pas” menurut saya kalau diterapkan pada kondisi sekarang ini.
Motto seperti di atas menurut saya saat ini harus direvisi atau diubah; karena tidak cocok lagi di zaman sekarang. Orang bertubuh kuat dan sehat, belum tentu jiwanya juga sehat. Orang kelihatan gagah perkasa secara fisik, tidak menjamin mental-jiwanya juga gagah perkasa. Orang cantik, belum tentu hatinya cantik. Banyak yang bisa dijadikan contoh, apakah seorang pencuri memiliki jiwa sehat, meskipun tubuhnya sehat dan kuat?
Seorang koruptor pun pasti memiliki tubuh kuat dan sehat, tetapi jelas-jelas jiwanya sakit tidak sehat. Bahkan seorang pembunuh bayaran harus mempunyai tubuh sehat dan kuat, tetapi bagaimana dengan kondisi jiwanya, sudah pasti sangat tidak sehat. Atau seorang wanita “germo” cantik, pasti juga tidak memiliki jiwa sehat, karena dia bisnis perdagangan wanita pemuas nafsu birahi. Bahkan pelanggan si “germo” juga tidak sehat jiwanya, meskipun dia memiliki tubuh kuat dan sehat. Jadi memang motto seperti di atas sudah harus diubah atau setidaknya direvisi.
Berdasarkan hal seperti tersebut di atas itulah, saya membuat motto baru sendiri, yang menurut hemat saya lebih cocok untuk kondisi sekarang dan di masa depan. Motto saya adalah: “Milikilah jiwa yang sehat, untuk memperoleh tubuh yang kuat”. Jadi dalam hal ini, penekanannya diutamakan pada “kondisi jiwa” terlebih dulu, bukan mendahulukan tubuh fisiknya.
Jika seseorang sudah dibentuk dan dikondisikan memiliki “jiwa sehat” terlebih dulu, maka akan sangat mudah baginya untuk membentuk tubuh fisik yang sehat dan kuat pula. Jika seseorang sudah sehat jiwanya, maka dia akan dengan mudah menerima saran-saran positif untuk membangun tubuh fisik yang sehat serta kuat. Orang dengan kondisi jiwa sehat, pasti dia dapat berpikir secara sehat pula, sehingga dia bisa dengan mudah melakukan hal-hal positif pula, yang pada gilirannya pasti akan membentuk tubuh fisiknya juga menjadi semakin sehat dan kuat.
Pahamilah prinsip ini, semakin sehat mental-jiwa Anda, maka akan semakin sehat pula fisik Anda. Jadikanlah “motto baru” ini untuk menjalani kehidupan Anda dengan penuh kebahagiaan dan kesuksesan.
Salam Luar Biasa Prima!
Wuryanano
Twitter: @Wuryanano
Owner SWASTIKA PRIMA Entrepreneur College