Sebagian di antara kita sering memandang remeh diri sendiri, dan melihat terlalu tinggi pada diri orang lain. Keyakinan diri inferior ini masih sering melekat pada diri kita. Padahal keyakinan inferior ini hanyalah kebohongan belaka, yang kita terima. Ya, kita sering salah membuat keputusan untuk menerima kebohonhan ini, dengan memercayai bahwa kita masuk kategori pribadi inferior, pribadi rendah diri.
Manusia memang makhluk tidak sempurna. Namun, manusia diciptakan TUHAN dengan standar paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya yang ada di alam semesta ini. Oleh sebab itu, tentu kita dibekali dengan keunggulan untuk menyemarakkan bumi ini.
Jadi, percayalah pada diri sendiri untuk membuat keputusan yang tepat. Fokus pada keunggulan Anda dan keinginan menjadi siapa Anda. Terimalah diri Anda dengan keyakinan baik, bahwa TUHAN menciptakan Anda itu pasti dengan tujuan hebat.
Ikuti naluri kehebatan Anda, dan tinggalkan semua, 7 Alasan Kebohongan Inferior ini;
1. Saya tidak dapat memperoleh penghasilan layak, karena saya tidak memiliki kualifikasi
Sepanjang hidup, kita diberitahu bahwa pendidikan adalah pondasi kesuksesan. Sejak usia dini kita dibesarkan dengan keyakinan bahwa kita harus mengikuti jalan normal yang telah dilalui, dan bahwa setiap penyimpangan akan mengakibatkan kegagalan.
Jadi masuk akal bahwa banyak dari Anda yang percaya bahwa tidak adanya ijazah atau gelar akan membuat Anda dirugikan. Ya, itu ada kemungkinannya, dalam situasi tertentu. Tetapi yang sering dilupakan adalah jika satu pintu tetap terkunci, beberapa pintu pasti akan tetap terbuka.
Perasaan kurangnya kualifikasi hanya akan menghalangi seseorang untuk memutuskan apa yang layak diterimanya. Apakah Anda membutuhkan orang lain, untuk memberi Anda izin guna mendapatkan penghasilan yang Anda inginkan?
Banyak dari orang-orang paling sukses di planet ini yang putus kuliah. misalnya: Steve Jobs, Mark Zuckerberg, Bill Gates dan Ted Turner, mereka tampaknya baik-baik saja, karena mereka memilih jalan takdirnya sendiri.
2. Saya terlalu tua untuk melakukan ini
Kecuali jika Anda mencoba untuk memulai karir atlet baru pada usia 50 tahun, mungkin benar alasan ini. Namun jika tidak, maka alasan terlalu tua adalah salah satu alasan yang tidak boleh Anda gunakan. Usia adalah angka sewenang-wenang yang sering kita gunakan sebagai alat untuk melemahkan ambisi dan kreativitas kita.
Musisi Blues, Seasick Steve harus menunggu 57 tahun sebelum akhirnya mencapai kesuksesan dengan album 2008-nya ‘I Started Out with Nothin and I Still Got Most of It Left’. Setelah menghabiskan sebagian besar hidupnya sebagai musisi jalanan, yang berjuang dan beberapa tahun menghabiskan hidup sebagai gelandangan, sebelum mendapatkan kebesarannya.
Anda pun pasti sering mendengar kisah legendaris, Kolonel Harland Sanders, sang pendiri KFC (Kentucky Fried Chicken), yang baru memulai bisnisnya pada usia 65 tahun, sukses mendunia, dan bisnisnya berkelanjutan hingga sekarang.
Jika Anda khawatir bahwa waktu akan segera habis dan kesuksesan belum menemukan Anda, maka nasihat saya adalah “Cepatlah Anda Pergi Mencarinya, dan Segera Temukan Sendiri.”
3. Saya khawatir semua orang akan menertawakan saya
Orang akan selalu memperhatikan apa yang berbeda. Itu sudah tertanam dalam DNA kita. Kita senang mencari apa pun yang sedikit di luar norma umum. Apakah Anda ingat bagaimana gaya rambut baru Anda diejek di sekolah tanpa alasan lain, selain karena berbeda dari hari sebelumnya?
Kita membawa ketakutan ini hingga ke dalam kehidupan dewasa kita. Apakah itu sesuatu yang besar seperti perubahan dalam karir, melakukan hobi baru atau sesuatu yang sepele seperti model model rambut? Dampaknya, kita menjadi sangat bergantung pada persetujuan rekan-rekan kita, sehingga kita hampir lumpuh dan menjadi orang biasa-biasa saja.
Anda seharusnya tidak pernah merasa malu untuk menjadi orang yang Anda inginkan. Anda tidak boleh meninggalkan tujuan karena Anda khawatir tentang apa yang mungkin dipikirkan orang lain. Jika naluri Anda mengarahkan Anda menuju masa depan yang pantas Anda dapatkan, apa hubungannya dengan pendapat orang lain?
4. Saya terlalu sibuk sekarang
Kita semua diberikan waktu yang sama setiap hari, apa yang membedakan; mereka yang memanfaatkan waktu mereka, dengan mereka yang membiarkannya lewat? Benar, itu Kemalasan.
Saya yakin Anda menghabiskan beberapa jam seminggu untuk menonton televisi, tanpa pikiran yang bisa lebih baik digunakan untuk menguasai keahlian Anda. Saya yakin Anda sering tidur larut malam dan menyia-nyiakan hari libur Anda, karena Anda kurang disiplin untuk memulai hari Anda dengan cara yang benar. Saya juga berani bertaruh bahwa hidup Anda sangat tidak teratur, sehingga Anda tidak tahu berapa banyak waktu luang yang benar-benar harus Anda manfaatkan secara baik.
Arnold Schwarzenegger secara teratur akan menyelinap keluar dari kamp militernya hanya agar dia bisa menemukan waktu untuk berlatih body building.
Orang-orang sukses akan selalu menemukan cara untuk mengatasi rintangan mereka, dengan mencuri waktu jika memungkinkan. Sebenarnya Anda tidak perlu lebih banyak waktu. Anda hanya perlu berhenti melakukan buang-buang waktu, dan benar-benar memanfaatkannya sebelum akhirnya habis.
5. Saya menunggu waktu yang tepat
Kapan waktu yang tepat – minggu depan – bulan depan? Tahun depan? Pukul 10 pagi – 8 malam? Anda ragu-ragu. Mungkin karena rasa takut, kurang percaya diri, atau hanya kemalasan – Anda pasti ragu-ragu, dan sudah saatnya Anda melakukan sesuatu secara kongkrit.
Saat ini adalah satu-satunya waktu yang benar-benar ada, tidak ada hari esok. Setiap saat di masa lalu dan setiap momen yang mungkin di masa depan, akan terjadi di saat ini. Kita buruk dalam merencanakan ke depan. Ada bagian otak kita yang dirangsang ketika memikirkan diri kita sendiri, dan ada bagian otak kita yang menyala ketika kita memikirkan orang lain.
Bagian yang menarik adalah ketika kita memikirkan diri kita di masa depan, bagian otak kita yang digunakan adalah untuk orang lain. Orang yang bangun besok pagi tidak akan menjadi orang yang sama, yang membuat janji pada hari ini.
Saya akui, tidak semua tugas dapat dilakukan pada hari ini, tetapi paling tidak, Anda harus melakukan sesuatu; segera mengambil langkah pertama itu. Satu-satunya waktu adalah sekarang. Buatlah ini berarti.
6. Saya tidak bisa melakukannya, itu terlalu sulit
Apa yang terlalu sulit? Setiap tujuan dapat dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Jangan mencoba mengambil alih dunia saat ini. Tapi tanyakan juga pada diri Anda ini; jika tidak sulit, apakah itu layak untuk dilakukan?
Terlalu realistis adalah jalan yang paling sering ditempuh untuk menuju keadaan biasa-biasa saja.
7. Ada ‘Kita’ dan ‘Mereka’
Jika Anda pernah memyerah pada sesuatu, atau lebih buruk, menolak untuk mencoba karena Anda percaya bahwa Anda tidak memiliki ‘bakat’ alami untuk sukses. Jika ini teejadi, maka tamparlah wajah Anda. Ini Serius! Bagaimana rasanya? Apakah sakit? Sadarlah!
Tidak ada ‘kita’ dan ‘mereka’. Untuk sebagian besar keterampilan, disiplin ilmu, dan pilihan karier, tidak ada yang namanya bakat. Satu-satunya perbedaan antara mereka yang mencapai puncak, dan mereka yang mengeluh tentang kurangnya kesuksesan adalah kemampuan untuk melepaskan potensi diri.
Orang-orang biasa melakukan hal-hal luar biasa hanya karena mereka menempatkan dirinya dalam situasi bahwa satu-satunya hasil yang mungkin adalah keunggulan. Anda tidak dapat mengejar impian penuh waktu, sambil bekerja paruh waktu. Jika Anda menginginkan sesuatu maka Anda harus hidup totalitas dengan tujuannya. Biarkan hal itu menghabiskan pikiran Anda. Rangkullah keahlian Anda dan menjadi satu kesatuan dengan tujuan Anda. Jika Anda membiarkan diri Anda sukses, maka itu tidak bisa dihindari.
Nah Sahabat…
Berhentilah membuat alasan yang sebenarnya tidak ada. Anda mungkin dapat menemukan banyak alasan mengapa Anda tidak boleh melakukan sesuatu. Tapi coba lihat lebih dalam lagi ke diri Anda. Anda sudah memiliki satu alasan cemerlang, mengapa Anda harus terus maju dan mengejar tujuan Anda. Itu karena Anda menginginkannya.
Salam.Luar Biasa Prima!
Wuryanano
Twitter: @Wuryanano
Owner SWASTIKA PRIMA Entrepreneur College