Menikmati Hidup SANTAI Sejenak
Mengapa harus bersikap santai? Sikap seperti ini diperlukan apabila otak terlalu menanggung banyak beban dan terasa penuh, apalagi saat kita sedang terhimpit masalah penghidupan.
Jika kondisi beban otak sudah berat begini, secara otomatis katupnya tertutup, sehingga sulit untuk berpikir jernih dengan hati tenang, guna mencari solusi atas setiap masalah yang mungkin sedang kita alami.
Bagaikan sebuah gadget, kalau memorinya penuh beban, maka sistem kerjanya akan lambat, lemot bahkan macet. Maka dari itu kita perlu santai sejenak.
Saya seringkali memperhatikan kehidupan orang-orang di kota, juga orang-orang di pedesaan. Karena himpitan masalah finansial semakin terasa berat, semakin ketatnya persaingan bisnis, sulitnya mencari pekerjaan dan uang; itu akhirnya membuat mereka takut kehilangan pekerjaan atau bisnis yang mereka jalankan.
Kondisi ini mereka perjuangkan terus dengan cara bertahan dan bersikukuh mendapatkan uang untuk biaya hidup. Mereka mempertaruhkan hampir seluruh waktunya.
Mereka mencari nafkah mulai sebelum matahari terbit hingga terbenam. Bahkan sampai larut malam, mereka belum juga pulang ke rumah, demi biaya hidup, atau untuk memperkaya diri.
Kondisi kehidupan pada orang-orang jaman now ini perlu menjadi bahan renungan.
Kalau dicermati secara mendalam, sesungguhnya kondisi ini sudah melanggar keharmonisan alam.
Gusti ALLAH, Gusti Kang Akarya Jagad, menciptakan bumi seisinya, dan seluruh alam semesta dengan sistem keharmonisanNya, dan itu telah rusak akibat ulah manusia sendiri.
Di bumi ini, Siklus Hari diciptakanNya dalam Tujuh Hari. Setiap Hari dibagi dalam waktu Duapuluh Empat Jam. Dan setiap Hari dibagi lagi dalam empat zona waktu. Setiap Zona waktu adalah enam jam.
Artinya, keharmonisan penghidupan manusia adalah: enam jam dipakai untuk istirahat total (tidur), enam jam berikutnya untuk kerja (produktifitas), enam jam selanjutnya untuk beribadah, dan enam jam lagi untuk berkumpul dengan keluarga, silaturahim ke saudara, teman, atau kegiatan sosial lainnya.
Idealnya begitu…
Akan tetapi, orang zaman now, untuk memenuhi istirahat 6 jam tersebut tidaklah mudah. Rutinitas penghidupan dan persaingan hidup yang makin ketat, serta tuntutan biaya hidup semakin tinggi, orang-orang berpanghasilan pas-pasan terpaksa berjuang untuk mendapatkan penghasilan lebih besar dengan kerja ekstra keras.
Akibatnya, sebagian besar dari kita untuk berpikir pun sudah tak sanggup, karena kelelahan. Stress pun menjadi makanan sehari-hari.
Kondisi demikian tentu telah merusak tatanan hukum alam dan hukum penghidupan itu sendiri. Dan, setiap pelanggaran hukum tersebut, berarti bencana dalam tatanan sistem penghidupan manusia.
Banyak lulusan pendidikan formal, ketika bekerja tidak berusaha menambah keilmuannya lagi. Hal ini bukan karena mereka tidak sadar pentingnya keilmuan baru, tetapi mereka telah disibukkan dengan tugas sehari-hari, yang menyita waktu dan begitu melelahkan.
Apalagi oleh perusahaan diwajibkan hanya terfokus ke depan, tanpa punya kesempatan melirik kiri dan kanan lagi. Target perusahaan menjadi hal mutlak untuk dicapai. Karena kalau tidak mencapainya, ya dipersilakan minggir ke luar atau dipecat, dan digantikan oleh orang lain.
Target dan fokus, disalahartikan oleh banyak orang, bahkan kadang dimanfaatkan oleh kelompok tertentu untuk kepentingannya.
Celakanya, banyak orang malah menerima kondisi itu sebagai sesuatu yang harus dilakukan untuk mencapai kesuksesan, atau sekedar mempertahankan pekerjaannya.
Hidup akan melelahkan bagi banyak orang, apabila tidak tahu caranya untuk keluar dari situasi ini.
Ketika keadaan pikiran rileks, tidak stress, atau santai sejenak, sesungguhnya ada banyak kesempatan dapat dipikirkan. Dalam keadaan pikiran segar, kita dapat menemukan cara untuk keluar dari kondisi sangat melelahkan itu.
Apalagi jika ada kesadaran bahwa sesungguhnya kita ini hidup di era teknologi dan informasi, yang apabila dicermati, telah banyak kemudahan tercipta dan memudahkan hidup kita sehari-hari.
Perhatikan saja di sekitar kita, apa saja yang tersentuh oleh teknologi dan informasi, pasti terjadi kemudahan.
Jadi, luangkan waktu sejenak untuk dapat berpikir dan bertindak guna mencapai kemudahan hidup di zaman serba canggih ini.
Walaupun hanya menyisihkan dua atau tiga jam per hari atau satu hari dalam seminggu, gunakan itu untuk menyegarkan otak dengan mempelajari keilmuan di sekitar kita, itu pasti banyak manfaatnya untuk penghidupan di masa depan.
Nah Sahabat. Mari kita Santai Sejenak.
Salam Luar Biasa Prima!
Wuryanano
Twitter: @Wuryanano
Owner SWASTIKA PRIMA Entrepreneur College