Ajian Mahesa Krodha ampuh untuk menghadapi lawan dalam berperang pada zaman dahulu. “Mahesa” berarti Kerbau, “Krodha” berarti Marah, jadi berarti “Kerbau yang Marah”. Jadi, Mantra Ajian ini bersifat pemarah. Maka dari itu orang yang memilikki Mantra ini akan selalu ditakuti orang lain pada saat sedang marah.
Mantra Ajian ini mampu menggetarkan dan menakuti lawan yang akan menyerang. Musuh yang terkena ajian tersebut akan lari kencang karena ketakutan. Pada zaman dahulu, yang memiliki Ajian Mahesa Krodha antara lain Untung Suropati, Joko Tingkir, serta Sentot Ali Basya, seorang panglima perang pada masa Perang Diponegoro.
Mantra ini mampu menumbuhkan medan bio-energi yang luar biasa kuat. Seolah seluruh aura gaib terbuka, dan menyatu di dalam diri pemilik ajian. Ketika musuh berhadapan dengan pemilik ajian ini, sekonyong-konyong menjadi lunglai tanpa daya. Seluruh kekuatan yang dimilikinya tiba-tiba sirna, lantaran kalah wibawa dengan pancaran kekuatan gaib Ajian Mahesa Krodha.
MANTRA AJIAN:
“Bismillahirramannirrahiim. Sun matek aji, ajiku Mahesa Krodha, petak bumi tunggul manik kalimasada. akabehing jagad padha kasat nyawiji ing manikmaya, tumungkul ing telenging samodra sukma ya aku Mahesa Krodha, kang lumangkah rineksa sakbehing kodrattullah, para nabi dalah para wali, kawrangkanan malaikat sayuta. Kabeh gawe wuleting kulit, daging lan ototku, gawe atosing braja balungku, tan kena tinatas tan kena tinebas sakabehing pusaka, ya jalaran aku dzat kang kasat, kang ngratoni sakabehing sekti. Lumpuh luruh sampyuh kowe para musuhku oleh dayane aji Mahesa Krodha. Yaa hu Allah, Yaa hu Allah, Yaa hu Allah.”
LELAKU:
1. Puasa mutih selama 39 hari diteruskan ngebleng dan pati geni hari ke 40.
2. Pada hari ke 5, 7 dan 30 melakukan mandi suci di tengah malam. Air untuk sesuci (keramas) diambil dari 3 tempuran sungai (tiga tempat pertemuan sungai/sungai bercabang). Media sesuci ini dicampur dengan bunga setaman.
3. Diharuskan merapal mantra di tengah malam di luar rumah; memghadap ke arah timur, selatan, barat, dan utara (masing-masing 1 kali mantra).
4. Di akhir perjalanan ritual tersebut, harus selamatan jajan pasar, buceng (tumpeng lengkap dengan ayam panggang) untuk tetangga.
5. Hendaknya meningkatkan ibadah, berjiwa sabar, serta suka menolong orang lain yang membutuhkan bantuan, secara moral maupun material. Dan, suka menyantuni anak yatim-piatu.
Ilmu ini tidak bisa digunakan secara arogan sembarangan, kecuali benar-benar kepepet misalnya jiwa terancam. Jika musuh sudah benar-benar menyerah, ampunilah mereka. Ini karena Ajian Mahesa Krodha termasuk jenis ilmu putih yang berwahana luhur budi pekerti.
Wallahu a’lam bish shawab.
Rahayu…
Salam Luar Biasa Prima!
Wuryanano