Pemilik Ajian Tugu Manik Jayakusuma, walaupun dibunuh sedemikian rupa, dipotong, dibakar, bahkan diledakkan tubuhnya, tetap saja tidak akan mati, dan tubuhnya akan berupaya untuk selalu menyatu normal kembali.
Kehebatan dan kegunaan ilmu ini hampir menyerupai ilmu Pancasona, namun ilmu juga berbeda dengan ilmu Pancasona.
Pemilik ilmu Pancasona bisa hidup kembali ketika bagian tubuhnya menyentuh tanah, atau jika potongan tubuhnya tidak dikubur secara terpisah menyeberangi sungai, maka pemilik ilmunya akan tetap hidup.
Tetapi, pemilik Ajian Tugu Manik Jayakusuma tidak akan mati kalau belum waktunya, kalau belum Tuhan yang mematikan; meskipun tubuhnya sudah dipotong, dihancurkan, diledakkan, atau dibakar, tetap saja akan kembali menyatu utuh dan normal.
MANTRA Ajian:
“Asyhadu an laa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah. Tugu maniking sang buwana. Gilang gumilang sajroning rasa tumetes setetes, dai nyawa lan urip Ingsun nganciki jagad kulon. Anganciki jagad wetan rat kalingan rat, angancik jagad kidul, ngancik rat kalingan rat, ngancik ing Ibu Pertiwi. Ingsun angarsaaken bakal mangka kaaning bakal kaya mas sinangling, sinelehaken ing edor sapa aran siro Sidayatulloh Yaa Allah Yaa Rasulullah Hu Allah.”
LELAKU:
- Mandi Besar, sebelum melakukan puasa mutih selama 7 purnama (7 bulan).
- Puasa Sunnah Senin-Kamis selama 40 Senin dan 40 Kamis.
- Pati Geni sehari semalam, dan dilanjutkan Ngebleng 3 hari 3 malam.
- Setelah selesai puasa, setiap makan terlebih dahulu memakan nasi putih sesuap, dan baru dilanjutkan makan seperti sebelum puasa.
- Mantra Ajian ini harus selalu dibaca setiap selesai shalat fardhu, dan shalat sunnah, sebanyak 7 kali, setelah dzikrullah dan shalawat rasul.
Wallahu a’lam bish shawab.
Rahayu…
Salam Luar Biasa Prima!
Wuryanano