Perkembangan teknologi memang bagai pedang bermata dua. Jika disikapi dengan siap dan cermat, banyak sekali manfaat dapat diperoleh. Namun, jika salah mengantisipasinya, dapat berakibat fatal, menyebabkan runtuhnya perusahaan, meskipun telah berusia puluhan tahun.
Era baru telah tiba di depan mata. Revolusi Industri 4.0, terbentuk karena makin pesatnya perkembangan teknologi, membawa kita ke masa dimana semua akan semakin otomatis. Untuk tetap bisa mengikuti perkembangan zaman ini, setiap bagian dan aspek dari perusahaan perlu melakukan adaptasi.
Pengertian Industri 4.0 adalah tren di dunia industri yang menggabungkan teknologi otomatisasi dengan teknologi cyber. Pada Industri 4.0, teknologi manufaktur sudah masuk pada tren otomatisasi dan pertukaran data. Hal tersebut mencakup sistem cyber-fisik, internet of things (IoT), komputasi awan, dan komputasi kognitif.
Istilah Revolusi Industri 4.0 mulai dicetuskan pertama kali oleh sekelompok perwakilan ahli berbagai bidang asal Jerman, pada tahun 2011 lalu di acara Hannover Trade Fair. Dipaparkan bahwa industri saat ini telah memasuki inovasi baru, dimana proses produksi mulai berubah pesat. Pemerintah Jerman menganggap serius gagasan ini dan tidak lama menjadikan gagasan ini sebuah gagasan resmi. Setelah resminya gagasan ini, pemerintah Jerman bahkan membentuk kelompok khusus untuk membahas mengenai penerapan Industri 4.0 .
Pada 2015, Angella Markel mengenalkan gagasan Revolusi Industri 4.0 di acara World Economic Forum (WEF). Jerman sendiri menggelintirkan modal sebesar €200 juta untuk menyokong akademisi, pemerintah, dan pebisnis untuk melakukan penelitian lintas akademis mengenai Revolusi Industri 4.0. Tidak hanya Jerman yang melakukan penelitian serius mengenai Revolusi Industri 4.0, namun Amerika Serikat juga menggerakkan Smart Manufacturing Leadership Coalition (SMLC), sebuah organisasi nirlaba yang terdiri dari produsen, pemasok, perusahaan teknologi, lembaga pemerintah, universitas dan laboratorium yang memiliki tujuan untuk memajukan cara berpikir di balik Revolusi Industri 4.0.
Saat ini kita berada di zaman Revolusi Industri 4.0 baru saja dimulai. Revolusi Industri 4.0 menerapkan konsep automatisasi yang dilakukan oleh mesin tanpa memerlukan tenaga manusia dalam pengaplikasiannya, merupakan hal vital yang dibutuhkan oleh para pelaku industri demi efisiensi waktu, tenaga kerja, dan biaya. Penerapan Revolusi Industri 4.0 di pabrik-pabrik saat ini juga dikenal dengan istilah Smart Factory. Tidak hanya itu, saat ini pengambilan atau pun pertukaran data juga dapat dilakukan on time saat dibutuhkan, melalui jaringan internet. Sehingga proses produksi dan pembukuan yang berjalan di pabrik dapat termotorisasi oleh pihak yang berkepentingan kapan saja dan dimana saja selama terhubung dengan internet.
Perkembangan teknologi akan mengubah setiap aspek kegiatan di perusahaan secara masif, yang membawa banyak peluang pekerjaan baru. Hal ini karens semakin terhubungnya setiap orang di dunia, sehingga akan meningkatkan efektivitas bisnis. Berbagai disiplin perusahaan, khususnya sumber daya manusia, akan terpengaruh dan harus benar-benar memahami perubahan ini. Di sini peran dan fungsi manajemen sumber daya manusia sangat penting.
Dibandingkan dengan revolusi industri sebelumnya, revolusi industri kali ini berlangsung lebih cepat karena pengaruh teknologi. Tantangan terbesar bagi setiap personil perusahaan terletak pada bagaimana pekerjaan akan dilakukan ke depannya, dibandingkan dengan keadaan sekarang. Mau tidak mau, besar kemungkinan bahwa pekerjaan bisa digantikan oleh robot.
Perusahaan harus memberikan pelatihan baru untuk menggunakan teknologi baru. Penerapan berbagai aplikasi baru demi keberlangsungan hidup perusahaan harus dilakukan, dan adaptasi harus diterapkan. Untuk level eksekutif, tentu lebih menantang, mengingat usia lebih senior, dan kemampuan belajar sudah mulai menurun.
Strategi mendasar bisa diterapkan sejak dini pada sumber daya manusia (SDM), dengan pengenalan dan pelatihan berbasis teknologi, sehingga siap untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0 yang sudah tidak dapat dibendung lagi.
Lakukan koreksi serta identifikasi kemampuan yang dimiliki karyawan berkaitan dengan teknologi terkini. Pahami kemampuan yang tengah dibutuhkan dan belum dimiliki oleh karyawan perusahaan. Cermati setiap skill karyawan yang berhubungan dengan urusan digital.
Seiring dengan perkembangan teknologi digital yang semakin cepat, karyawan dengan kemampuan digital, seperti paham SEO, digital content dan visual design, akan semakin dibutuhkan. Perhatikan kemampuan ini pada karyawan, dan optimalkan tenaga yang ada untuk turut memberikan pelatihan kepada sesama karyawan.
Dalam hal rekrutmen karyawan baru, terapkan kualifikasi baru untuk setiap posisi strategis. Perusahaan harus merekrut tenaga siap kerja dan tidak menghabiskan waktu untuk melakukan pelatihan skill yang dibutuhkan, agar gerak perusahaan tetap gesit.
Perusahaan akan terus berubah, begitu pula dengan cara perusahaan berkomunikasi dengan klien secara keseluruhan. Sebelum memutuskan penerapan teknologi baru, pastikan dulu apakah setiap personil telah mampu menggunakan secara optimal setiap peralatan yang dimilikinya? Sederhananya, apakah setiap karyawan telah menggunakan secara maksimal fitur yang diberikan pada aplikasi karyawan di smartphone-nya?
Jika masih belum, penggunaan teknologi baru mungkin harus ditunda. Pastikan dulu, setiap karyawan memahami setiap fitur dan menggunakannya secara maksimal, maka baru bisa mempertimbangkan untuk menerapkan teknologi baru dalam rangka menyambut Revolusi Industri 4.0.
Menurut Jobs Lost, Jobs Gained: Workforce Transitions in a Time of Automation, yang dirilis McKinsey Global Institute (Desember 2017), pada 2030 sebanyak 400 juta sampai 800 juta orang harus mencari pekerjaan baru, karena digantikan mesin.
Apa pun kondisi yang terjadi, yang penting kita harus tetap punya sikap mental optimis menatap masa depan. Kita harus berusaha untuk terus-menerus meningkatkan kemampuan belajar segala keterampilan, yang sesuai dengan kebutuhan Era Industri 4.0, sehingga kita tidak akan tergilas oleh kemajuan teknologi, dan mempunyai daya saing lebih kuat.
Salam Luar Biasa Prima!
Wuryanano