Setelah mempelajari dan melakukan strategi pemasaran yang powerful, Pernyataan Penjualan Powerful ini adalah konsep penting bagi profesional di industri penjualan. Cobalah benar-benar berusaha menerapkan apa yang saya sampaikan kepada Anda ini, dalam strategi penjualan Anda, sehingga dapat mengubah kehidupan Anda menjadi lebih baik lagi. Konsep ini terlihat sederhana, namun jika Anda terapkan, akan membuat lebih banyak penjualan bagi Anda.
Ketika pertama kali belajar cara menjual, saya selalu diajari bahwa menyebutkan kata ‘sale’ atau ‘sell’ di depan pelanggan bukanlah ide yang baik.
Misalnya, jika ini adalah situasi penjualan ritel / toko, sebagian besar orang penjualan hanya diajarkan untuk melakukan ‘obrolan ringan’ dengan pelanggan selama beberapa menit dan kemudian langsung memasuki fase presentasi penjualan, yaitu menunjukkan produk.
PENGALAMAN PRIBADI
Coba simak pengalaman pribadi saya. Saya telah mendengar banyak orang penjualan memberi tahu pelanggan mereka, “Saya di sini bukan untuk menjual apa pun kepada Anda, saya di sini hanya untuk menunjukkan produk kami kepada Anda.”
Banyak orang diantara kita, mungkin merasa pernyataan seperti itu adalah strategi penjualan yang tepat. Tetapi apakah Anda tahu seperti apa makna pernyataan itu bagi saya, ketika saya mendengarnya, kemungkinan besar juga bagi orang-orang yang mendengarnya? Simaklah pikiran saya berikut ini.
“Saya di sini bukan untuk menjual apa pun kepada Anda.” (Kamu tidak menjual, lalu mengapa kamu bekerja di sini?), “Saya hanya ingin menunjukkan produk kami kepada Anda.” (Kamu pasti berbohong kepada saya, karena sebenarnya kamu ingin menjual sesuatu kepada saya.)
Apakah Anda mengetahui maksud saya tersebut? Menurut saya, mayoritas tenaga penjualan di dunia, memulai proses penjualan mereka dengan berbohong dan berusaha menyesatkan pelanggan. Tapi sejujurnya, siapa yang benar-benar percaya hal seperti itu dari seorang tenaga penjualan?
Jika Anda datang ke rumah orang untuk ‘menjual’ sesuatu ataukah ‘menunjukkan’ sesuatu, apakah Anda pikir mereka akan mengubah cara mereka menyikapinya? Tentu saja mereka akan menyikapinya, sesuai dengan apa yang telah Anda sampaikan, apakah Anda ‘menjual’ ataukah sekedar ‘menunjukkan’ sesuatu.
Pembeli potensial, jika tidak serius sama sekali, akan dengan cepat membiarkan tenaga penjualan mengetahuinya, sehingga menghemat waktu yang berharga bagi tenaga penjualan untuk segera hengkang.
Ingat, teknik ini berlaku untuk hampir setiap situasi penjualan, terutama ketika berhadapan dengan penjualan di rumah maupun ritel / toko.
Saya ingin berbagi contoh pengalaman dengan seorang wanita, yang tampaknya ‘tidak ramah’ ketika saya mengetuk pintu rumahnya untuk menjual sesuatu. Waktu itu saya jualan mesin penyedot debu (vaccum cleaner). Tentu saja, saya tetap menjaga wajah ramah dan senyum saya saat ketemu dia.
Saya: “Halo, terima kasih telah berkenan menerima saya hari ini, saya sedang berpikir, Anda sedang mencari vaccum cleaner baru, untuk rumah Anda yang indah ini.”
Wanita: (sangat kasar dan dalam suasana hati yang kelihatan sangat buruk) “Ya, benar. Dan coba saya tebak, sekarang Anda akan mencoba menjualnya kepada saya, bukan?”
Saya: “Ya, benar, tentu saja Nyonya. Itu yang saya lakukan. Saya menjual vaccum cleaner terbaik dan tercanggih. Dan sejujurnya, saya sangat pandai membantu orang-orang seperti Anda untuk mendapatkan vaccum cleaner yang sesuai dengan kebutuhan. Bahkan, saya akan merugikan Anda jika saya tidak melakukan pekerjaan saya, bukankah Anda setuju?”
Wanita: (tersentak, tercengang dan ternganga, lalu dengan nada suara terkesan malu) “Uhhm, ya, saya setuju.”
Wanita ini, selang waktu 30 menit kemudian akhirnya membeli vaccum cleaner yang saya tawarkan jual (tidak sekedar saya tunjukkan), yang telah saya perlihatkan kehebatan mesinnya.
Jadi begitulah sebenarnya sikap orang-orang ketika ditawari sesuatu barang. Percayalah pada diri sendiri. Banggalah Anda sebagai seorang wiraniaga. Dan paling penting, selalu beri tahu pelanggan, apa niat Anda sesungguhnya, menjual ataukah sekedar menunjukkan sesuatu.
Semua itu bergantung dan kembali kepada diri Anda sendiri. Tentu saja, sebelumnya Anda sudah harus siap dengan segala informasi tentang pelanggan Anda. Anda sudah menggali apa kebutuhannya, sehingga tidak asal ‘menembak’ saja. Ini semuanya ada ilmunya, dan dapat dipelajari.
Salam Luar Biasa Prima!
Wuryanano