Kita sering mendengar kata-kata klise ini, bahwa kita tidak akan dapat menyenangkan hati setiap orang di setiap saat. Artinya apa? Ini adalah satu pelajaran hidup, yang paling tak terelakkan bagi kita semua, yaitu harus menghadapi PENOLAKAN orang lain.
Saya pikir adalah hal wajar, jika dalam hidup ini, Anda dapat diterima oleh sebagian orang, dan ditolak oleh sebagian yang lainnya. PENERIMAAN atau PENOLAKAN sebenarnya bukanlah masalah bagi kita, jika kita mau memahami kondisi sifat manusiawi ini. Bahkan, dalam pengumpulan suara, sekiranya seorang kandidat memenangkan pemilihan dengan 70% suara pemilih, dan dia dinyatakan menang mutlak atas yang lainnya, namun toh dia masih memiliki 30% masyarakat yang berharap bukan dia yang menang! Sangat sederhana, bukan?
Kenyataannya adalah, setiap orang memiliki susunan gagasan sendiri untuk mengevaluasi hidup ini. Dan, gagasan kita sendiri tidaklah selalu cocok dengan gagasan orang lain. Namun, untuk berbagai alasan, kebanyakan dari kita melawan kenyataan tak terelakkan ini. Akhirnya, kita jadi marah, sakit hati, atau frustasi bila orang lain menolak gagasan kita; mengatakan tidak, atau menyampaikan bentuk ketidaksetujuan lainnya.
Semakin cepat kita menerima dilema tak terelakkan ini, bahwa kita tidak selalu di-iya-kan oleh orang lain, akan semakin mudah kita menjalani hidup. Bila Anda sudah membayangkan suatu saat Anda juga akan mendapatkan penolakan, dan tidak berusaha melawan kenyataan ini; Anda akan mengembangkan perspektif yang sangat membantu Anda menjalani hidup ini.
Daripada merasa sakit hati menghadapi penolakan, lebih baik Anda mengingatkan diri Anda dengan berkata dalam hati, “Tak apalah. Mungkin dia belum memahami maksud saya. Mungkin dia perlu waktu untuk memikirkannya. Suatu saat jika dia sudah paham, pasti akan menerima gagasan saya.” Dengan begitu, Anda akan merasa bahagia, bila nantinya Anda menerima persetujuan yang Anda harapkan.
Pengalaman saya pribadi sebagai Entrepreneur, Motivator Bisnis, dan Pembicara Publik; ada banyak hari ketika saya mengalami penerimaan sekaligus penolakan. Ada orang yang membayar saya untuk berbicara, dan ada yang sama sekali tidak berminat. Ada telepon berdering menyampaikan kabar baik, ada juga yang menyampaikan masalah lain yang harus saya selesaikan. Ada orang mengatakan betapa baiknya saya, ada yang nengatakan betapa egoisnya saya karena tidak mau balik meneleponnya.
Begitulah silih berganti, baik dan buruk. Penerimaan dan penolakan adalah bagian dari kehidupan setiap orang. Dan, saya adalah orang yang mengakui sejujurnya, bahwa saya lebih menyukai penerimaan daripada penolakan. Rasanya lebih enak, dan sudah pasti lebih mudah menghadapinya. Namun, saya toh juga semakin dapat menerima penolakan sebagai cara saya untuk introspeksi diri, dan memperbaiki diri lebih baik lagi. Penerimaan atau Penolakan, bukanlah masalah bagi saya. Apakah Anda sependapat dengan saya?
Salam Luar Biasa Prima!
Wuryanano
Twitter: @Wuryanano
Owner SWASTIKA PRIMA Entrepreneur College