Kesulitan adalah bagian tak terhindarkan dari kehidupan, dan ini merupakan faktor penting dan penentu dari KISAH PRIBADI kita. Kisah-kisah yang kita bangun untuk diri sendiri saat menghadapi kesulitan, akan memberdayakan atau mematahkan semangat, membantu bergerak maju atau tetap terjebak di masa lalu, memungkinkan untuk tumbuh atau menurun.
Cara kita menanggapi kesulitan adalah pilihan nyata yang harus kita buat dan rangkul, karena itu akan menentukan bagaimana kita menjalani hidup kita. Kebanyakan orang tidak pernah melihat kesulitan secara positif, karena mereka tidak ingin mengambil tanggung jawab penuh atas hidup mereka, tetapi lebih suka menyalahkan orang lain atas semua kesulitan itu.
Bahkan dalam situasi yang benar-benar di luar kendali, kesalahan dan kepemilikan atas peristiwa, jangan disalahartikan. Mungkin saja peristiwa dramatis terjadi, tidak dapat kita cegah atau prediksi, seperti kehilangan orang terdekat, masalah kesehatan, atau pandemi global! Mungkin itu bukan kesalahan kita, tetapi tetap menjadi tanggung jawab kita, bagaimana kita memutuskan untuk menjalani hidup setelah itu, cara kita untuk bahagia dan bagaimana terlibat dalam menentukan nasib kita sendiri.
Untuk mengubah perspektif kita tentang kesulitan, dan menggunakannya sebagai alat untuk pengembangan pribadi, kita harus memilih cara kita merespons orang dan peristiwa. Secara positif kita dapat memilih untuk merespons dengan Sikap Kepemilikan atas peristiwa yang terjadi.
Sikap Kepemilikan atas peristiwa tersebut, memerlukan beberapa kebenaran pahit yang harus siap kita terima. Ini dimulai dengan mengakui fakta bahwa kita sepenuhnya bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi pada kita. Dengan demikian, muncul kebutuhan untuk mengakui dan memiliki setiap kesalahan, komitmen untuk peningkatan diri secara terus-menerus tanpa henti, serta kebutuhan untuk membangun hubungan lebih baik, dan lebih kuat.
Berikut ini adalah 7 Cara Untuk Mengurangi Kesulitan:
1. Penerimaan
Satu kepastian hidup adalah perubahan, artinya akan selalu ada tantangan yang harus dihadapi, hubungan yang harus dikelola dan kesulitan yang harus diatasi. Jika kita menerima bahwa kita tidak dapat lepas dari kesulitan atau penderitaan yang mungkin menyertainya, kita mungkin memiliki kesempatan untuk belajar bereaksi secara positif dan konstruktif terhadap masalah yang kita hadapi. Jenis pola pikir akuntabilitas ini akan membantu kita mengemudikan hidup kita.
“Tidak ada yang lebih baik dari kesulitan. Setiap kekalahan, setiap patah hati, setiap kehilanganan, berisi benihnya sendiri, pelajarannya sendiri tentang cara meningkatkan kinerja Anda di lain waktu.” – Malcolm X
2. Ceritakan Kisah Lain
Tidak peduli seberapa baik kita merencanakan masa depan kita, beberapa kasus, sulit dibayangkan dan dipersiapkan, dan kemunduran tidak terduga, tampaknya akan menyabot upaya kita. Kekuatan dari sikap kepemilikan, dapat membantu kita menjadi tangguh dalam mengejar tujuan kita. Ketika kesulitan melanda, kita tidak boleh putus asa atau menganggapnya sebagai masalah, tetapi lebih baik menggunakannya sebagai kesempatan untuk menjadikannya pengalaman bermakna dan pelajaran berharga.
Saat kesulitan muncul dengan sendirinya, inilah saat tepat untuk menarik kebijaksanaan dan membangun ketahanan, dengan memiliki dan membentuk cerita kita. Peluang yang menyertainya dapat menumbuhkan kreativitas, pertumbuhan, dan kepercayaan diri, yang semuanya dapat membantu kita menulis narasi baru.
3. Sumber Daya Internal
Ketika kita mengakui fakta bahwa kesulitan adalah bagian dari kehidupan, kita juga harus bertekad untuk melakukan segala daya untuk mempersiapkan peristiwa tersebut, dengan menumbuhkan kekuatan emosional, keterampilan membuat keputusan, kesadaran diri, dan disiplin. TUGAS memperbaiki diri secara permanen ini akan membantu kita menuju kehidupan yang lebih seimbang, karena kita akan lebih siap menghadapi apa pun yang mungkin datang.
4. Sumber Daya Eksternal
Sistem dukungan pribadi dari orang-orang di sekitar kita dapat bermanfaat pada saat-saat sulit. Bahkan jika kita menganggap diri kita siap secara mental untuk apa pun, setiap orang kadang-kadang membutuhkan bantuan dan berinvestasi dalam hubungan yang dapat dipercaya, dan orang-orang yang positif mungkin menjadi dukungan untuk membantu kita. Ketika masa-masa sulit, memiliki orang-orang di sekitar untuk berbagi pengalaman dan belajar dari mereka, akan membantu kita menyadari bahwa kita tidak sendiri. Kita harus mencari inspirasi dalam kenyataan bahwa orang lain telah mengatasi kesulitan serupa, menemukan mentor untuk bimbingan atau untuk dijadikan panutan.
5. Tujuan
Saat mengalami kesulitan, sering kali kita mendapatkan lebih banyak kejelasan dan kesempatan untuk mengalihkan perhatian pada apa yang benar-benar penting bagi kita. Jika kita mengambil sikap kepemilikan atas tujuan hidup kita yang sebenarnya, kemunduran di sepanjang jalan dapat lebih mudah untuk dibingkai ulang dalam skema yang lebih besar, karena ada pelajaran yang dapat membantu kita mencapai tujuan pada akhirnya.
Menemukan tujuan hidup kita bisa terasa melelahkan, tetapi penting untuk dipertimbangkan bahwa ini adalah perjalanan seumur hidup, berdasarkan pencarian mendalam untuk jawaban atas apa yang mendorong kita dan apa yang membuat kita benar-benar bahagia, juga apa yang ingin kita tanggung. Dengan mengambil sikap kepemilikan ini, akan membuat kita terus bergerak maju, melewati tantangan menuju tujuan akhir.
6. Percaya Pada Diri Sendiri
Setelah melalui upaya untuk menemukan tujuan kita yang sebenarnya, membangun sumber daya batin dan kondisi luar kita, satu-satunya yang tersisa adalah percaya dan yakin pada diri kita sendiri. Kita harus memiliki pencapaian masa lalu kita, besar atau kecil, menghargai diri kita sendiri dan memahami seberapa banyak lagi yang mampu kita capai.
Kita juga harus mengakui kesalahan, karena kita belajar darinya dan sekarang menjadi lebih baik untuk itu. Kadang-kadang Anda harus menjadi pemandu sorak Anda sendiri untuk meningkatkan semangat Anda, dan menerima sikap positif terhadap masa depan, mengubah kesulitan menjadi peluang, bukan menjadi hambatan.
“Tidak ada pendidikan seperti kesulitan.” – Benjamin Disraeli
7. Fokus
Sikap Kepemilikan juga mengajarkan tentang penentuan prioritas dan fokus pada perilaku yang menjamin kesuksesan, karena ini adalah hal-hal yang sebenarnya dapat kita kendalikan. Analisis situasi dan ajukan pertanyaan penting untuk mengklarifikasi posisi Anda. “Bagaimana saya bisa sampai di sini?”, “Apa yang dapat saya lakukan untuk meningkatkan keputusan saya yang lalu”, “Peluang apa yang dibawanya?”
Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut harus selaras dengan nilai-nilai dan prioritas inti kita, agar kita tetap berada di jalur perbaikan diri dalam menghadapi kesulitan.
Telah dikatakan bahwa apa yang tidak membunuh kita, membuat kita lebih kuat dan proaktif tentang kesulitan, mempersiapkannya dengan kemampuan terbaik kita, akan memberi kita keunggulan dalam tantangan hidup. Kita tidak hanya akan menjadi lebih kuat, dan cara kita mendekati kesulitan tidak lagi ditentukan oleh apa yang terjadi pada kita, tetapi oleh tanggapan kita terhadapnya.
Kekuatan untuk mengatasi kesulitan berasal dari tanggung jawab, ketahanan, dan tekad. Ketika dihadapkan pada tantangan, penting untuk diingat bahwa cara kita menafsirkan dan bagaimana kita beralih darinya adalah sebuah pilihan.
Nah Sahabat. Jika kita menerima bahwa kita tidak bisa lepas dari kesulitan, menyambut situasi dengan pikiran terbuka, mempelajari situasi kita dan terus percaya pada diri sendiri, kita bisa menjadi bebas dari kekhawatiran, ketakutan dan frustrasi.
Salam Luar Biasa Prima!
Wuryanano