“Saya tidak tahu ke mana saya akan pergi, tapi saya sedang dalam perjalanan.” – Carl Sandburg
Di era sekarang, aktivitas berkecepatan tinggi dan selalu terhubung, menjadi “SIBUK” adalah salah satu tema sosial paling berharga. Jika kita sibuk, maka tentunya kita harus menjadi orang penting, sukses, berharga dan menjalani kehidupan utuh.
Jadi “SIBUK” menjadi proxy untuk membesarkan ego kita, baik untuk diri sendiri maupun orang-orang di sekitar kita. Karena itu, “terlalu sibuk” untuk melakukan sesuatu menjadi alasan yang valid untuk “tidak menyelesaikan sesuatu“.
Menggunakan “kesibukan” sebagai alasan untuk tidak melakukan hal-hal menakutkan, menantang, mengintimidasi atau penting dalam hidup kita, dan kita telah mengubah “SIBUK” menjadi PEMALAS yang baru. Coba pikirkan, berapa kali Anda menggunakan kata “SIBUK” sebagai pembenaran untuk segala hal, mulai dari tidak pengertian hingga tenggat waktu yang terlewat.
“Musuh terbesar dari pemikiran baik adalah kesibukan.” – John C. Maxwell
Anda ingin lebih sukses dalam hidup, menurut Anda, seberapa produktifkah Anda? Saat ditanya seberapa produktif, sebagian besar profesional akan menjawab bahwa mereka selalu sangat sibuk, begitu banyak aktivitas dalam hari kerja mereka, dan mereka tidak dapat berbuat lebih banyak.
Coba mintalah mereka untuk meninjau seberapa efektif mereka mengelola waktu mereka, dan kebanyakan dari mereka terkejut dengan seberapa banyak penundaan, yang terlibat dalam aktivitas mereka. Ada perbedaan antara sibuk dan menyelesaikan sesuatu. Hal itu memengaruhi kesuksesan Anda secara langsung.
Bagaimana Cara Mengetahui, Anda Sedang Sibuk atau Produktif?
Sebuah studi yang dilakukan oleh Profesor Clifford Nass dari Stanford University, menunjukkan bahwa multitasker secara konsisten mengungguli non-multitasker dalam berbagai tugas yang berbeda.
Menariknya, penelitian tersebut menemukan bahwa ketika multitasker diberi aktivitas yang mengharuskan mereka untuk fokus pada satu aktivitas, para multitasker masih menggunakan otak mereka secara kurang efektif. Itu menunjukkan bahwa pikiran yang berantakan dan tidak teratur, dapat memiliki efek jangka panjang yang menyebar di luar multitasking.
Jadi, bagaimana Anda bisa tahu apakah Anda seorang multitasker yang hanya sibuk ataukah seorang yang produktif?
Berikut adalah tiga pertanyaan perlu Anda bahas untuk diri Anda sendiri:
1. Berapa panjang daftar tugas Anda?
Jika Anda mendapati diri Anda mengatakan “YA” untuk segala hal dan akibatnya memiliki daftar tugas panjang harus dilakukan setiap hari, kemungkinan besar, Anda selalu sangat sibuk dan jarang benar-benar produktif.
Alih-alih mengisi waktu dengan tugas (biasanya yang tidak terlalu penting), orang produktif lebih selektif tentang apa yang mereka pilih untuk dilakukan, dan merencanakan secara strategis kapan harus melakukannya. Ini biasanya menghasilkan daftar tugas lebih pendek dengan item yang benar-benar diselesaikan secara efektif pada penghujung hari.
2. Apakah Anda memprioritaskan?
Sementara orang sibuk berfokus pada tindakan apa pun, orang produktif berfokus pada kejelasan dan tujuan setiap tindakan. Bersikap selektif tentang tindakan mana yang paling penting dan memfokuskan waktu dan sumber daya secara tepat pada tindakan tersebut, sering kali menghasilkan pekerjaan lebih produktif yang diselesaikan dalam waktu lebih singkat.
Anda tidak dapat melompat tanpa tujuan, dari satu tugas ke tugas berikutnya, berharap untuk menyelesaikan semuanya. Ketika Anda memprioritaskan satu tugas di atas yang lain, selalu tanyakan pada diri sendiri, mengapa saya memilih tugas ini sekarang? Kenapa harus didahulukan? Pertanyaan ini sederhana namun kuat.
3. Apakah Anda melacak kemajuan Anda?
Orang sibuk memiliki kecenderungan untuk menyamakan tindakan dengan pencapaian. Pemikirannya, memasukkan begitu banyak aktivitas ke dalam satu hari, pasti telah mencapai sesuatu. Jika Anda membutuhkan 20 langkah untuk mencapai sesuatu, yang seharusnya cukup membutuhkan 5 langkah, jelas Anda tidak menggunakan waktu Anda secara paling produktif.
Orang produktif tidak menghentikan pencapaian mereka dengan menangani tugas-tugas acak tanpa tujuan. Mereka mengambil jalur paling strategis dan langsung untuk mencapai tujuan yang ditentukan dengan jelas, dan oleh karena itu dapat dilacak, diukur, dan dinilai dengan bantuan rencana, tenggat waktu, dan sasaran terperinci. Mereka ingin melihat pengembalian investasi pada waktunya.
Siapa pun dapat melakukan transisi dari sibuk menjadi produktif, jadi Anda tidak punya alasan! Langkah awal untuk melakukan transisi adalah jujur pada diri sendiri. Kenapa selalu sibuk? Mengapa ingin begitu sibuk? Mengapa ingin orang lain menganggap Anda sibuk? Bagaimana pengaruh ‘sibuk vs produktif’ terhadap kesuksesan Anda?
Semua itu adalah pertanyaan, yang perlu Anda jawab sendiri secara jujur, jika Anda ingin memulai jalur pengembangan keterampilan dan teknik produktivitas baru, dan lebih berhasil.
Nah Sahabat. Hal apa perlu Anda lakukan agar tetap produktif?
Salam Luar Biasa Prima!
Wuryanano