“Anda tidak dapat mengubah masa depan Anda; tetapi, Anda dapat mengubah kebiasaan Anda, dan tentunya kebiasaan Anda akan mengubah masa depan Anda.” – Dr. Abdul Kalam
Selama hidup, kita semua telah mengembangkan perilaku atau rutinitas, yang tidak membantu dengan baik, dalam pencarian kita untuk kebahagiaan dan kesuksesan. Meskipun kebiasaan-kebiasaan buruk ini menghalangi kita untuk mencapai tujuan kita, kita sering merasa sulit untuk melepaskan diri darinya.
Fakta bahwa perilaku beracun dapat menghancurkan hubungan, sudah sangat jelas, dan mengakibatkan kehidupan pribadi Anda bergejolak. Terkadang, perilaku negatif ini menjadi begitu rutin, sehingga kita melakukannya tanpa berpikir. Namun seiring waktu, kebiasaan buruk pasti akan menjadi hambatan, dan membebani kita. Karena itu, kita harus segera berupaya untuk membebaskan diri.
Warren Buffett menyimpulkan hal ini dengan cukup baik: “Rantai kebiasaan terlalu ringan untuk dirasakan, sampai terlalu berat untuk diputus.”
Bagaimana pun, ilmu perilaku menawarkan beberapa harapan. Menghindari kebiasaan beracun adalah cara yang lebih pasti untuk kesuksesan pribadi dan profesional.
Berdasarkan sains, berikut ini adalah 5 Kebiasaan Beracun, yang harus dihindari karena mencegah Anda sukses:
1. Fokus pada diri sendiri.
Tingkat keegoisan yang kecil seringkali diperlukan untuk membedakan diri seseorang dari lainnya. Namun, secara paradoks, untuk membedakan ini lebih baik dicapai dengan memberikan lebih banyak perhatian kepada orang lain. Sesungguhnya, manusia memiliki kecenderungan alami untuk membalas budi dengan memberikan bantuan.
Jadi, jika Anda menjadikan fokus pada orang lain sebagai kebiasaan, orang pun akan percaya bahwa mereka dapat berbicara dengan Anda. Itu adalah jalan untuk memiliki pengaruh yang lebih besar. Namun di sisi lain, ketika fokus pada diri sendiri adalah yang utama, itu menjadi narsisme. Dan banyak penelitian ilmiah menunjukkan, bahwa narsisme menghancurkan segalanya, mulai dari perusahaan hingga hubungan pribadi maupun profesional.
2. Memaksakan untuk menyampaikan maksud Anda daripada mempelajari sudut pandang orang lain.
Cara terbaik untuk mengetahui apakah Anda seorang narsisis adalah dengan bertanya pada diri sendiri, apakah Anda seorang narsisis. Satu petunjuk tentang itu adalah apakah dalam hubungan dengan orang lain, Anda terburu-buru untuk menyampaikan maksud Anda. Tidak apa-apa memiliki niat untuk mengkomunikasikan ide atau kritik yang membangun. Memang, jika orang lain membutuhkan umpan balik, masukan, atau bimbingan Anda, mereka akan berharap Anda menyampaikan maksud Anda.
Namun, cara terbaik untuk melakukan ini adalah pertama-tama mempelajari apa yang dipikirkan orang lain. Bagaimana pun, keadaan dan emosional mereka saat ini, akan menentukan apakah mereka mau mendengarkan. Terlebih lagi, mau belajar terlebih dahulu akan membuat komunikasi Anda lebih efektif.
3. Menilai dan mengkritik orang dan benda lain.
Beberapa kesalahan manusia, seperti menghakimi dan mengkritik orang lain, sering diabaikan begitu saja. Namun, implikasi perilaku dari menilai orang lain, sangat mencengangkan dan mengerikan, terutama karena mengkritik orang lain. Kita tidak dapat melihat kekeliruan diri sendiri, dan bias dalam pemikiran kita sendiri.
Dan semakin kritis kita terhadap orang lain, semakin buta kita terhadap kritik yang benar terhadap diri sendiri. Lebih buruk lagi, itu membuat kita percaya bahwa kita ahli dalam mengetahui hal-hal tentang orang lain, sehingga kita tidak mungkin mengetahui, seperti apa motivasi mereka. Hal ini hanya membuat kita menjadi orang menjengkelkan.
Jadi, satu cara untuk mengatasi bias penilaian tersebut, adalah membuat penilaian pada akarnya. Misalnya, segera setelah penilaian atau kritik muncul dalam pikiran, katakan pada diri sendiri, “Saya akan menilai itu besok!” Dan, besok, Anda akan melupakan semuanya.
4. Menyalahkan orang lain dan kurang berani.
Pengecut membiarkan orang lain disalahkan, yang seharusnya itu ditanggungnya sendiri. Dan, orang yang berani, lebih memilih untuk disalahkan daripada menyalahkan orang lain. Penelitian ilmu perilaku menunjukkan, bahwa berpikiran terbuka dan kemurahan hati, membuat orang lebih bahagia, dan menawarkan kesejahteraan lebih besar. Tidak melakukan keduanya berpotensi meracuni kehidupan Anda.
“TRANSFORMASI lebih dari sekadar menggunakan keterampilan, sumber daya, dan teknologi. Ini semua tentang KEBIASAAN pikiran.” – Malcolm Gladwell
5. Menunjukkan arogansi intelektual.
Penting diingat adalah, penangkal semua perilaku beracun di atas adalah Kerendahan Hati. Seperti kata pepatah lama, “Orang yang rendah hati tidak bisa jatuh.” Para ilmuwan telah menemukan bahwa kerendahan hati intelektual adalah penentu kesuksesan yang sangat kuat.
Orang yang rendah hati secara intelektual, menurut definisi, tidak takut salah. Sebaliknya adalah kebencian yang arogan secara intelektual. Mereka yang seperti itu berpikiran tertutup, dan tidak mengevaluasi bukti saat memaksakan pendapat mereka.
Selain itu, di tengah pergolakan, orang-orang yang arogan secara intelektual, akan tidak berharga. Mereka mencari penyelesaian secara cepat, daripada penyelesaian yang efektif dan adil. Dan, hampir tidak perlu dikatakan lagi, orang-orang yang rendah hati secara intelektual, bisa menjadi pemimpin dan teman yang hebat. Orang yang arogan secara intelektual, tidak berguna sebagai keduanya.
Aturan perilaku yang sama di dalam kesopanan sosial, juga berlaku di tempat kerja. Dan memang, jika tempat kerja kita lebih beradab, aturan sosial kesopanan akan selalu berlaku. Tentu saja, kita tidak dapat menjamin bahwa lebih banyak uang atau ketenaran, itu akan datang bersamaan dengan perilaku yang tidak beracun. Namun, sains memberi kita dukungan dengan harapan, setidaknya kita bisa lebih bahagia dan lebih sukses di kehiduoan kita.
Kita harus terlebih dahulu memiliki keinginan atau motivasi untuk melakukan perubahan. Maka kita harus mengubah pola pikir dan sikap kita. Ini mendorong kita membuat keputusan untuk melakukan sesuatu secara berbeda: menghentikan kebiasaan, atau mengubahnya. Tentu saja, kita harus melakukan perubahan, cara melakukan sesuatu dengan cara baru atau menggunakan metode baru.
“Untuk mengubah kebiasaan, kita harus mempelajari kebiasaan para panutan yang sukses.” – Jack Canfield
Nah Sahabat. Pada akhirnya, keadaan pikiran Anda menentukan keadaan Anda. Untuk mewujudkan hasil yang Anda inginkan, sangat penting untuk mengenali dan mengalami transisi dari pikiran, kebiasaan, dan tindakan kita saat ini, menuju ke pikiran, kebiasaan, dan tindakan baru.
Salam Luar Biasa Prima!
Wuryanano