1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (238 votes, average: 5.00 out of 5)

Loading...
Published on: April 14, 2021 - 2:00 AM

Kekuatan Waktu REFLEKSI Diri

Sementara dunia di sekitar kita berubah dengan cara yang tidak dapat diprediksi oleh siapa pun, inilah saat tepat untuk berhenti sejenak dan merenung. Refleksi Diri bisa menjadi proses yang sangat memberdayakan. Ini dapat membantu Anda memahami hari Anda, mengambil keputusan, menentukan arah tindakan, menjauh dari cara biasa Anda dalam melakukan dan berpikir untuk menemukan kebebasan dan peluang baru.

Berapa banyak dari kita, telah menjalani hari-hari dengan autopilot, dan seringkali tidak menyadari apa yang terjadi di dalam dan di sekitar kita. Ada konsekuensi berat untuk hidup dengan autopilot – kita berisiko kehilangan peluang penting. Kesempatan untuk belajar dari sebuah proyek, untuk memberikan ceramah, menyumbangkan ide untuk keputusan penting, untuk berbicara pada diri kita sendiri, untuk mendukung seseorang dalam pekerjaan mereka, dll.

“Informasi tersedia tanpa henti bagi kita: di mana kebijaksanaan bisa ditemukan?” – Harold Bloom

Kita memiliki akses konstan dan instan ke informasi: berita 24 jam, internet – semua komunikasi instan ini mendorong kita untuk membaca dan menyerap informasi dengan cepat. Itu bisa membuat kita tidak sabar dan membuat kita menginginkan lebih. Informasi mirip seperti junk food – terlalu banyak informasi dapat membuat kita sakit. Sama pentingnya dengan makan makanan bergizi, maka penting juga untuk berhati-hati dengan apa yang kita pikirkan dan bagaimana kita memikirkannya.

Refleksi berasal dari kata Latin ‘reflectere’, yang berarti membungkuk ke belakang, berbalik ke belakang, atau berputar kembali. Refleksi berarti memikirkan sesuatu, namun tidak semua pemikiran adalah refleksi. Berpikir reflektif membutuhkan latihan. Ini mengharuskan kita untuk memperlambat, menjeda, memilih, dan mengurangi masukan informasi.

Proses refleksi membantu kita memahami pengalaman sehari-hari kita, dapat membantu untuk bergerak maju, mengambil keputusan, membuat tindakan, menantang diri sendiri untuk mematikan autopilot serta kebiasaan kita melakukannya, dan memikirkannya secara tepat.

Marilynne Robinson, penulis Novel Gilead, mengatakan: “Saya tahu lebih banyak daripada yang saya tahu dan harus mempelajarinya dari diri saya sendiri.” Kalimat itu menangkap kekuatan pemikiran reflektif. Ketika merefleksikan diri, kita adalah guru kita sendiri. Melalui refleksi, kita membawa kesadaran pada sesuatu yang sudah kita ketahui di tingkat pikiran bawah sadar, dan mengajar diri kita sendiri.

Jadikan Pemikiran Reflektif sebagai Kebiasaan

Penting untuk mengalokasikan setidaknya 10-15 menit untuk refleksi, beberapa kali seminggu di lingkungan yang mendukung Anda, jauh dari pekerjaan Anda, dan dilakukan saat Anda berada dalam kondisi pikiran yang positif. Apakah Anda dalam kondisi terbaik di pagi atau sore hari? Kapan pikiran Anda lebih terbuka, dan waspada?

Matikan sejenak, semua kebisingan di sekitar Anda, untuk menciptakan kondisi terbaik guna mengklarifikasi niat Anda dan untuk membantu Anda mengungkapkan pikiran dan perasaan Anda.

Menangkap refleksi juga berguna karena wawasan dan ide itu bisa cepat berlalu.

Sebagai langkah awal, waktu terbaik saya untuk berefleksi adalah antara pukul 5-6 pagi. Saya membuat secangkir kopi untuk diri saya sendiri dan duduk di kursi favorit saya. Ini sebenarnya cara refleksi kedua yang saya sukai, setelah berefleksi sambil berjalan di ruang terbuka hijau dan alam pedesaan.

Saya punya Notebook, yang hanya saya gunakan untuk menuliskan refleksi saya, sehingga saya dapat membaca kembali dan melihat ancaman, tantangan, ide, kekusutan apa yang bisa saya hadapi, bagaimana kehidupan saya, perkembangan dan bagaimana saya melangkah maju.

Kadang-kadang, ketika saya perlu merenungkan pekerjaan saya atau ketika saya memiliki keputusan yang lebih besar untuk dibuat, saya akan memilih untuk pergi ke alam hijau di pedesaan sendirian.

Perangkat Refleksi

Refleksi membutuhkan sejumlah keterampilan, yang dapat dengan mudah dikembangkan. Saya jabarkan berikut ini:

– Kesadaran Diri – kemampuan untuk berhenti sejenak, memperhatikan pikiran dan perasaan, dan mempertanyakan diri sendiri secara non-menghakimi. Ini akan membantu Anda menyadari cara berpikir dan perilaku Anda yang biasa dalam situasi tertentu.

– Deskripsi – adalah penting untuk dapat mendeskripsikan / mengingat situasi secara netral. Pertanyaan-pertanyaan ini bisa membantu. Apa yang saya lihat dan rasakan terjadi? Faktor latar belakang apa yang berperan? Hal-hal apa yang ada di bawah kendali saya? Bagaimana orang lain yang terlibat menggambarkan saya dan situasinya?

– Analisis Kritis – kemampuan untuk menantang asumsi Anda dengan bertanya pada diri sendiri: Apa yang saya pikirkan tentang diri saya, orang lain, atau situasinya secara benar? Di mana saya perlu fokus selanjutnya?

– Review – kemampuan untuk berhenti sejenak dan bertanya: Apa yang akan saya lakukan secara berbeda di lain waktu, dan mengapa? Bagaimana tepatnya saya akan melakukannya, dan bagaimana hal itu akan memberi saya hasil yang saya inginkan?

– Pembelajaran Baru dan Langkah Selanjutnya – kemampuan untuk belajar tentang diri Anda dari pengalaman, potensi dan area untuk perbaikan; daripada melihat diri sendiri atau orang lain sebagai kegagalan.

Tanyakan pada diri Anda: Apa yang telah saya pelajari tentang diri saya? Bagaimana cara menggunakan potensi terbaik saya? Di manakah area terbesar saya untuk perbaikan?

Saya secara teratur menggunakan alat tersebut untuk melakukan refleksi diri. Untuk mendapatkan kejelasan tentang apa yang berhasil dan apa yang tidak berhasil dengan baik, untuk mendapatkan wawasan tentang membatasi kepercayaan dan asumsi, sebagai pembelajaran utama, dan ke mana harus fokus selanjutnya.

Terapkan alat tersebut untuk refleksi pada apa pun, besar atau kecil – alat ini akan menambah kedalaman pada cara Anda menjalani hidup, menjadikannya lebih memuaskan dan bermakna sebagai hasilnya.

Model Refleksi Alternatif

Berikut 4 Cara Potensial untuk berefleksi, bergantung pada preferensi Anda.

Berbicara Dengan Diri Sendiri

Melakukan percakapan dengan diri sendiri dalam bentuk tanya jawab.

Menulis Reflektif

Ketika kita menuliskan sesuatu, itu mendukung proses refleksi. Karena ketika kita menuliskan pemikiran, kita ‘mengobjektifkannya’. Pikiran kita sekarang ada di halaman, siap dan menunggu untuk dirujuk kembali. Saat kita hanya duduk untuk berpikir, pikiran kita terkadang sulit dipahami.

Berjalan Reflektif

Refleksi sambil berjalan itu ampuh. Saya memiliki ide-ide terbaik, ketika saya bepergian. Oleh karena itu, saya menggunakan pendekatan ‘melatih sambil berjalan’. Saat berjalan, gelombang otak kita melambat, menjernihkan pikiran untuk pemikiran dan ide segar. Banyak pemikir terkenal merekomendasikan refleksi sambil berjalan sebagai bantuan untuk berpikir: Nietzsche berkata: “Semua pikiran yang benar-benar hebat dikandung dengan berjalan.”

Bercermin Pada Orang Lain

Ini bisa dilakukan sebagai pasangan atau dalam kelompok. Pertama-tama tentukan topik yang ingin Anda renungkan, misalnya; proyek yang akan datang, meninjau laporan, keputusan penting, dll. Menugaskan seseorang sebagai pendengar, yang juga akan menjadi pencatat waktu. Peran pendengar adalah mendengarkan dengan penuh perhatian selama 10 menit refleksi pembicara tentang topik tertentu. Jika ada keheningan, tidak apa-apa juga.

Nah Sahabat. Bagaimana Anda menyempatkan waktu untuk Refleksi Diri guna menyambut masa depan nan gemilang?

Salam Luar Biasa Prima!

Wuryanano

1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (238 votes, average: 5.00 out of 5)

Loading...

Leave a Comment

Your email address will not be published.